“Pemanfaatan Ganyong (Canna edulis kerr) Sebagai Aternatif Pangan di Jawa Timur ”
Oleh :
Siti Ulvatul Fitria
SMK KESEHATAN AL-YASINI
PASURUAN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan
Ganyong (Canna edulis kerr) Sebagai
BahanAlternatif Pangan di Jawa Timur” ini disusun sebagai tugas sekolah di SMK Kesehatan Al-yasini
Dengan membaca Karya Tulis Ilmiah ini,
diharapkan para pembaca mampu mengetahui dan dapat berguna untuk kemajuan semua
pihak yang membacanya.
Pada Kesempatan ini perlu kiranya
saya mengucapkan terima kasih kepada:
- KH. A. Mujib Imron, SH. MH. Selaku pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al-yasini Areng-areng Pasuruan.
- Bpk. H. Jainudin, M. Pd, Selaku Ketua Yayasan Al-yasini Areng-areng Pasuruan.
- Bpk. Muzammil , S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Al-yasini.
- Dewan guru yang telah memberikan bimbingan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
- Kedua orang tua yang telah memberi kita dukungan dan semangat.
Kami
menyadari bahwa Karya
Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran atau kritik
yang membangun dari berbagai pihak dan akan diterima dengan senang hati. Semoga
dengan terselesaikannya Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pasuruan, 14 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………...………..i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………..……….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………..3
1.4 Manfaat………………………………………………………3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umbi Ganyong…………………………………………….....4
2.2
Kandungan Gizi Ganyong……………………………………6
2.3
Makanan Pokok………………………………………………7
2.4
Alternatif Pangan…………………………………………......7
BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian……………………………………………....9
1.2 Analisa Data………………………………………………....9
1.3 Praktek Pembuatan dan Observasi…………………………..10
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL……………………………………..11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….20
5.2 Saran………………………………………………………...20
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………...21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup
masyarakat dan keterbatasan sumber daya alam menimbulkan kelangkaan makanan
pokok seperti beras.Indonesia memiliki keanekaragaman kuliner, termasuk bahan
makanan pokok. Selama ini, umumnya beras atau nasi lah yang dikenal sebagai
makanan pokok, dan sumber karbohidrat.
Di indonesia, di katakan sudah makan apabila sudah mengkonsumsi makanan
pokok layaknya nasi.Nasi bukanlah makanan yang mutlak ada di piring karena
banyak aneka makanan pokok selain nasi yang bisa kita konsumsi. Ada masyarakat
tertentu makan singkong dengan lauk atau jagung dengan ikan, namun asupan
zat gizi yang diperoleh sama bahkan lebih baik.
Makanan pokok
adalah makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan pokok biasanya tidak
menyediakan keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, oleh
karenanya biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk
mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan mencegah kekurangan gizi.(Anonim, 2014)
Makanan pokok berbeda-beda sesuai dengan keadaan tempat dan budaya,
tetapi biasanya berasal dari tanaman, baik dari serealia seperti beras, gandum,
jagung, maupun umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas dan singkong. Roti, mi (atau pasta), nasi, bubur, dan sagu dibuat dari sumber-sumber tersebut.Suku bangsa
yang secara tradisional merupakan pemburu seperti
orang Eskimo
menjadikan daging dan ikan sebagai makanan utama.(Wikipedia,
2014)
Indonesia memiliki
keanekaragaman kuliner, termasuk bahan makanan pokok. Selama ini, umumnya beras
atau nasi lah yang dikenal sebagai makanan pokok, dan sumber karbohidrat.Padahal,
masih banyak makanan pokok selain nasi.Dengan demikian,peneliti akan
Memanfaatkan Gayong sebagai Pengganti makanan pokok.
Ganyong memiliki identifikasi ilmiah Canna edulis kerr, adalah tanaman yang umumnya banyak dikenal di
daerah pedesaan . Sebenarnya, tanaman ganyong ini awalnya berasal dari daerah
America selatan, namun sudah lama akrab di antara masyarakat kita khususnya para
petani . Ganyong banyak memiliki persamaan nama lain di beberapa daerah
indonesia, yaitu buah tasbih , ubi pikul , ganyal , ganyol , sinetra , dll. Istilah
di manca negara untuk menyebut ganyong adalah dengan sebutan Queensland Arrowroot . ganyong merupakan jenis tanaman
umbi-umbian. Atau yang banyak di manfaatkan rimpangannya untuk dikonsumsi. (Anonim,
2013).
Saat ini ganyong telah tersebar
di seluruh Indonesia, dengan sentra produksi di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.
Tanaman ini dapat tumbuh di segala jenis tanah dan suhu udara serta tahan terhadap
naungan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya ganyong ditanam pada tanah
lempung berpasir yang kaya humus, dengan ketinggian tempat antara 0-250 m dpl. Karena
tidak termasuk tanaman herba, ganyong mempunyai batang yang rapuh sehingga tidak
tahan tumbuh di tempat yang terbuka dengan angin yang kuat. Kandungan ganyong
antaralain : karbohidrat, protein, kalori, lemak, vitamin danfosfor.(Koswara, S., 2014)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara megolah ganyong sebagai alternatif pangan di Jawa Timur ?
1.3 Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui cara mengolah ganyong sebagai alternatif
pangan di Jawa Timur.
1.4 Manfaat
a.
Bagi
siswa
Menambah pengetahuan siswa bahwa ganyong dapat dijadikan
pengganti pangan.
b. Bagi Lembaga
Menciptakan produk baru dalam pengembangan kreatifitas siswa
khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan.
c.
Bagi
Masyarakat
Menciptakan peluang kerja dan dapat menghemat pengeluaran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umbi Ganyong
Ganyong berasal dari Amerika
Selatan sejak 2 500 tahun sebelum Masehi dan
masyarakatnya telah memanfaatkan ganyong sebagai bahan
makanan sebelum mengenal padi
dan singkong. Tanaman ini telah tersebar ke Asia,
Australia, Polinesia, dan Afrika. Di
Indonesia, ganyong telah dikenal tumbuh dengan baik sejak
tahun 1905. Saat ini ganyong telah tersebar di seluruh Indonesia, dengan sentra
produksi di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.(Koswara,Sutrisno)
Tanaman
ini dapat tumbuh di segala jenis tanah dan suhu udara serta tahan terhadap
naungan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal,
sebaiknya ganyong ditanam pada tanah
lempung berpasir yang kaya humus, dengan ketinggian tempatantara
0-250 m dpl.. Karena tidak termasuk tanaman herba, ganyong mempunyai batang
yang rapuh sehingga tidak tahan tumbuh di tempat yang terbuka dengan angin yang
kuat.(Koswara,Sutrisno)
Hasil atau produksi per
hektar dari tanaman ini sangat tergantung pada perawatan
tanaman, jenis tanah, dan factor produksi yang
lainnya. Di Jawa produktivitasnya sekitar 30
ton/ha, sedangkan potensinya bias mencapai 44.5-49.40
ton/ha umbi ganyong yang berusia 8
bulan.
Tanaman ini dibudidayakan secarateratur
di daerah Jawa Tengah danJawa Timur.
Pembudidayaan tidak teratur meliputi daerah D.I.
Yogyakarta, Jambi, Lampung dan Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera Barat, Riau,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan
Maluku, tanaman ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar dipekarangan dan dipinggir-pinggir
hutan. Pada umumnya para petani yang telah membudidayakan tanaman ganyong tersebu
tmelakukan penyiangan, pembumbunan tetapi belum melaksanakan pemberantasan hama/penyakit.
Usaha pemupukan hanya di Jawa Barat, JawaTimur, D.I. Yogyakarta dan Sulawesi
Tengah.Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang dicampur dengan sampah.
Umbi yang dewasa dapat dimakan dengan
mengolahnya lebih dulu atau untuk diambil patinya.Sisa umbinya yang tertinggal
setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos.Sementara pucuk dan
tangkai daun muda dipakai untuk pakan ternak.Bunga daunnya yang cukup indah
dimanfaatkan sebagai tanaman hias.Kita mengenal Ganyong dengan banyak nama
daerah. Ada yang menyebut sebagai “buah tasbih”, “ubi pikul”, “ganyal”,
“ganyol”, atau pun “sinetra”. Sedangkan nama asingnya quennsland arrowroot.
Sementara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral Ganyong, yakni Jawa
Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang,
Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).
Di Indonesia dikenal dua kultivar atau varietas ganyong, yaitu ganyong
merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang
berwarna merah atau ungu, sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan
sisik umbinya kecoklatan disebut dengan ganyong
putih. Ganyong merah biasanya dimakan segar atau direbus , sedangkan ganyong putih
pada umumnya diambil patinya.
Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai sumber pati berkualitas
tinggi . Tepungnya yang baik dan mudah dicerna sangat dianjurkan untuk konsumsi
bayi atau orang sakit , sedangkan umbi mudanya dimakan sebagai sayuran dan kadang-kadang
digunakan sebagai pencuci mulut.
Di daerah pegunungan Jawa Tengah umbi ganyong digunakan
sebagai bahan makanan campuran nasi jagung
dan pati ganyongnya digunakan sebagai produk olahan lebih lanjut misalnya
sebagai campuran dalam pembuatan bihun atau sebagai bahan utama pembuatan bubur,
pengganti tepung hunk we atau produk olahan lainnya .
Kegunaan utama dari ganyong adalah untuk diambil
patinya. Umbi yang masih muda bias dimakan dengan cara dibakar atau direbus,
terkadang juga disayur. Sedangkan kegunaan lainnya adalah merupakan kegunaan sampingan,
misalnya diambil daun atau batangnya untuk makanan ternak. Hasil sampingan dari
pembuatan tepung ganyong dapat diamanfaatkan sebagai bahan bakar atau kompos(
Koswara, S ., 2013 ).
2.2 Kandungan
Gizi Ganyong
Umbi ganyong sangat baik digunakan sebagai sumber karbohidrat
untuk penyediaan
energi. Hal ini dapat dilihat dari komposisi kimia umbi
ganyong padaTabel 1.
Tabel 1.KandunganGizidalam 100 g UmbiGanyong.
Komponen
|
Satuan
|
Jumlah
|
|
Kalori
|
Kkal
|
95
|
|
Protein
|
Gram
|
1
|
|
Lemak
|
Gram
|
0.1
|
|
Karbohidrat
|
Gram
|
22.6
|
|
Kalsium
|
Mg
|
21
|
|
Fosfor
|
Mg
|
70
|
|
Besi
|
Mg
|
20
|
|
Vitamin B1
|
Mg
|
100
|
|
Vitamin B2
|
Mg
|
10
|
|
Air
|
Gram
|
75
|
|
Bahanygdapatdimakan
|
%
|
65
|
Sumber: DirektoratGiziDepartemenKesehatan RI
(1981)
2.3 Makanan Pokok
Makanan pokok adalah
makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan pokok
biasanya tidak menyediakan keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan
tubuh, oleh karenanya biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan
mencegah kekurangan gizi.(Anonim,
2014)
Makanan pokok berbeda-beda sesuai dengan keadaan tempat dan budaya,
tetapi biasanya berasal dari tanaman, baik dari serealia seperti beras, gandum, jagung, maupun umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas dan singkong. Roti, mi (atau pasta), nasi, bubur, dan sagu dibuat dari sumber-sumber tersebut.Suku bangsa yang secara tradisional merupakan pemburu seperti orang Eskimo menjadikan daging dan ikan sebagai makanan utama.indonesia
memiliki keanekaragaman kuliner, termasuk bahan makanan pokok. Selama ini,
umumnya beras atau nasi lah yang dikenal sebagai makanan pokok, dan sumber
karbohidrat.Padahal, masih banyak makanan pokok selain nasi.Dengan
demikian,peneliti akan Memanfaatkan Gayong sebagai Pengganti makanan pokok.(Wikipedia, 2014)
2.4 Alternatif Pangan
Bahan Pangan alternatif adalah bahan pangan buatan sendiri dari bahan-bahan lokal yang dicampur
sendiri (non beras)
untuk mendapatkan pakan dengan nutrisi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat indonesia,
selain murah dan mudah di peroleh, karena bahan makanan ini memenuhi kebutuhan nutrisi, baik kandungan
protein, energi metabolisme, kandungan lemak, batasan kandungan serat kasar serta vitamin dan
mineral yang di perlukan dengan menggunakan bahan-bahan hasil pertanian yang selalu mudah di dapat disekeliling kita. Beberapa pakan alternatif yang mudah kita jumpai adalah ganyong yang sudah tidak diperdulikan lagi manfaatnya oleh masyarakat.
Mengingat kebutuhan beras semakin meningkat tiap tahunnya, maka diperlukan
adanya terobosan baru dalam masalah
memenuhi bahan pangan pokok masyarakat. Tidak harus tergantung pada
bahan pokok beras saja, melainkan bagaimana caranya agar tingkat impor beras di
negara kita ini dapat menurun. Maka dari itu, bahan talas sebagai pangan
alternatif (non beras) sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan pangan baik
dalam segi nilai ekonomi dan nutrisi bagi masyarakat indonesia.(Anonymous,2010)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi. Observasi
dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a.
Identifikasi
pada kajian pustaka dimana data dikumpulkan dari beberapa referensi yang
mendukung tentang umbi ganyong , baik berupa jenis ataupun sifat dan cirinya.
b.
Observasi
dan uji coba pengolahan ganyong sebagi alternatif pangan di Jawa Timur.
3.2 Analisa Data
Adapun analisis data yang digunakan
sebagaimana yang telah dituturkan oleh Arikunto (Arikunto, 1996:202), sebagai
berikut :
1.
Reduksi
Data, adalah
menerangkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Memilah data-data baik dari buku pendukung hasil
penelitian yang menjadi pertimbangan bahwa umbi ganyong bisa diolah sebagai
alternatif pangan di Jawa Timur.
2.
Datadisplay, adalah proses penyusunan informasi yang kompleks dalam bentuk
sistematis sehingga bisa diambil langkah awal untuk uji coba pengolahan umbi
ganyong sebagai alternatif pangan di Jawa Timur.
3.
Verifikasi/
Penarikan Kesimpulan, langkah
akhir dalam menganalisis data kualitatif yaitu: penarikan kesimpulan. Setelah
uji coba pembuatan produk alternatif pangan , disimpulkan bahwa umbi ganyong
bisa diolah menjadi alternatif pangan (tepung,kue,dll).
3.3 Praktek Pembuatan dan Observasi
Praktek
pengolahan ganyong menjadi produk olahan yang bernilai ekonomis tinggi yang
langsung bisa dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk produk baru
seperti tepung dan lain sebagainya.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL
Fokus
dari penelitian ini adalah pemanfaatan ganyong sebagai alternatif pangan di Jawa Timur
yang akan diolah menjadi tepung dan olahan lainnya.
A. Cara Pembuatan Tepung Ganyong (
caratradisional )
1. Alat dan Bahan
-
Air - Baskom
-
Parutbiasa - Tempeh
-
Saringan - Umbi ganyong
2. Pengolahan
1. Umbi ganyong dikupas lalu
dicuci hingga bersih
2. Umbi yang telah bersih dihancurkan dengan cara diparut
dapat menggunakan parut biasa atau dengan
paru tmesin. Sedang bila ditumbuk, umbi perlu dipotong-potong kecil lebih
dahulu, ini bertujuan agar penumbukan dapat dilakukan dengan mudah.
3. Hasil parutan atau tumbukan ganyong dicampur dengan
air dan diremas-remas sehingga menjadi masak
serupa bubur. Peremasan ini bertujuan agar pati ganyong dapa tterpisah.
4. Bubur pati tersebut dimasukan dalam kain penyaringan
lalu diperas sambil sekaligus disaring, sehingga ampas akan tertinggal dalam kain
dan air yang bercampur pati akan lolos.
5. Ampas yang tertinggal tersebut dicampur air lagi seperti
di atas lalu disaring lagi. Begitu selanjutnya sampai hasil penyaringan kelihatan
jernih. Ini suatu pertanda bahwa pati telah terperas tuntas.
6. Cairan hasil perasan yang berupa suspense ini dibiarkan
dan diendapkan selama satu malam atau kurang lebih 12 jam di dalam bak.
7. Bila air dalam bak endapan telah bening pertanda pati
telah mengendap. Lalu bak di miringkan pelan-pelan sehingga airnya tertumpah.
8. Tepung yang telah diperoleh dianginkan dulu sehingga
airnya berkurang, lalu letakkan pada nyirunyiru dan dijemur pada panas matahari
langsung.
9. Selama dijemur, tepung dibolak balik dan diremas remas
agar cepat kering dan tidak bergumpal.
10. Bila sudah kering dan ternyata tepung masih bergumpal,
maka tepung ini perlu ditumbuk lagi sehingga menghasilkan tepung halus.
Di bawah ini pembuatan tepung (pati ) ganyong secara skematis
Umbi ganyong
|
Pengupasan, pencucian dan pemarutan
|
Ekstraksi 3 x atau sampai pati habis
|
pengendapan
|
Pengendapan dan pencucian dengan air
|
Tepung ganyong
|
Pengeringan dan penggilingan
|
Pencucian dengan air
|
B.
Mie Ganyong
1.
Alat dan Bahan
-
Air - Tempeh
-
Tepung ganyong - Panci dan kompor
-
75 gram minyak goreng
-
Daun pisang
2.
Proses Pembuatan
Mie Ganyong
1. Panaskan 5 s/d 6 liter air hingga hampir mendidih.
2. Masukkan 1 kg pati ganyong kedalam air panas tersebut
sambil terus diaduk supaya jangan menggumpal. Jika terlalu kental, dapa tditambahkan
air panas hingga menjadi bubur encer.
3. Tambahkan 75 gram minyak goreng (agar mie ganyong tidak
lengket).
5. Angkat, lalu lapiskan tipis-tipis pada daun pisang
yang sudah disiapkan. Jemur di bawah sinar matahari hingga 5 s/d 6 jam.
6. Jika sudah Nampak kering, pisahkan lapisan mie ganyong
dari daun pisang. Diamkan lembaran mie ganyong tersebut selama 10 hingga 15
jam.
7. Iris lembaran mie ganyong tersebut hingga membentuk
mie. Jemur di bawah sinar matahari hingga kering. Ikat dengan tali, atau langsung
dapat dikemas. (Koswara, S, 2013)
C.
Onde-onde Tepung
Ganyong
1.
Alat dan Bahan
Untuk 20 Biji
·
Bahan Kulit : Bahan
Isi :
-
125 gr tepung
ketan - 125 gr kacang hijau kupas
-
50 gr tepung
ganyong - 125 gr gula pasir
-
100 gram kentang
kukus dihaluskan - 100 ml santan kental
-
175 ml santan
hangat - ½ sdt garam
-
Garam dan wijen
secukupnya - 1 lbr daun pandan
-
Minyak untuk
menggoreng - 15 gr keju parut
2.
Cara Membuat
·
Buat Isi :
-
Rendam kacang
hijau selama 4 jam, kacang hijau yang sudah direndam ditiriskan, dan dikukus hingga empuk.
-
Blender kacang
hijau yang sudah dikukus dengan santan hingga halus, angkat lalu campur dengan
gula, beri garam dan 1 lbr daun pandan, aduk rata.
-
Kemudian masak
dengan api kecil sampai kental dan dapat dipulung.
-
Buat menjadi
bulatan-bulatan kecil, sisihkan.
·
Buat Kulit :
-
Campur semua
bahan kulit, beri santan hangat aduk rata hingga bisa dibentuk.
-
Adonan kulit
dibagi menjadi 20 bagian, dibentuk bulat kemudian diisi dengan adonan isi dan
bentuk bulat kembali, kemudian digulingkan di atas wijen hingga rata.
-
Setelah itu
digoreng dengan api sedang sampai warna
kecoklatan, angkat dan hidangkan. (Anonymous,2010)
D. Pancake Bayam
Ganyong
1. Alat dan Bahan
·
Bahan Kulit :
-
50 gram tepung terigu
-
50 gram tepung ganyong
-
2 butir telur ayam, lakukan pemisahan antara bagian
putih dan kuning telur
-
200 gram bayam, sebelumnya direbus beberapa saat,
kemudian cincang halus
-
250 ml air
-
Garam secukupnya
·
Bahan Isi :
-
100 gr daging
ayam ( giling )
-
2 sdm bawang bombay ( cincang)
-
4 sdm saus tomat
-
Garam dan merica sedikit saja sesuai selera
-
100 ml air
-
2 sdm margarine ( untuk menumis )
2. Cara Membuat
·
Buat Kulit :
-
Bagian putih telur ayam dikocok hingga kaku, pisahkan.
-
Aduk tepung terigu, bayam cincang, tepung ganyong, kuning
telur dan air. Tambahkan sediit garam. Tambahkan putih telur yang sebelumnya
sudah dikocok sedikit demi sedikit. Terus aduk sampai rata.
-
Siapkan wajan datar dengan cara dilumuri margarine.
Panaskan lalu tuang ¼ bagian adonan pancake. Masaklah sampai matang. Angkat
-
Adonan tadi diperuntukkan untuk 4 buah pancake.
Pisahkan
·
Buat Isi :
-
Bawang putih dan bawang bombay ditumis sampai harum.
Tambahkan daging ayam, tambahkan saus tomat, garam dan merica. Sambil diaduk
merata.
-
Tambahkan air, lanjutkan memasak sampai daging matang
dan kuah kental, angkat, sisihkan.
-
Ambil satu lembar pancake, diatasnya beri ¼ bagian
bahan isi, kemudian gulung, teruskan melakukan hal yang sama untuk sisinya.
(Anonymous,2013)
E. Kue Kering
Ganyong
1. Alat dan Bahan
-
200 gr tepung ganyong
-
125 gr mentega
-
100 gr gula halus
-
1 butir kuning telur
-
15 gr susu bubuk
-
1 butir kuning telur untuk olesan
-
Selai nanas secukupnya untuk isian
-
Keju parut secukupnya untuk taburan cake case
2. Cara Membuat :
-
Terlebih dahulu mentega, telur, gula halus
dicampurkan, kemudian diaduk hingga merata.
-
Masukan tepung ganyong hingga adonan kalis.
-
Cetak adonan sebesar kelereng, isi dengan selai nanas.
-
Olesi dengan kuning telur permukaannya kemudian taburi
dengan keju parut.
-
Oven hingga matang.(Lutfi,M.,2014)
F. Pastel Panggang
Tepung Ganyong
1. Alat dan Bahan
·
Bahan Kulit Pastel :
-
200 gr tepung terigu campur dengan tepung ganyong
-
¼ cup air dingin
-
1/3 cup air mendidih
-
½ sdt garam
·
Bahan Isi :
-
100 gr daging giling
-
300 gr rebung diiris halus
-
1 sdt bawang putih cincang
-
1 sdm minyak
-
½ cup air
-
Garam secukupnya
-
100 gr keju kraft, parut
-
4 sdt merica
-
1 sdm mustard
-
Mentega untuk memoles
·
Bahan Saus kecap pedas :
-
1 sdm bawang putih, dihaluskan
-
½ sdt merica bubuk
-
2 sdm kecap manis
-
1 sdm saus sambal
-
1 sdm kecap ikan
-
1 sdm tepung ganyong, larutkan denga sedikit air untuk
pengental
-
1 sdm minyak untuk menumis
-
200 ml air
2. Cara Membuat
·
Buat Kulit Pastel :
-
Campur tepung dengan garam aduk rata, bagi menjadi 2
bagian. Uleni separuh adonan dengan air dingin dan yang separuh lagi dengan air
mendidih.
-
Campur kembali adonan menjadi satu, uleni kembali,
sisihkan, tutup dengan serbet basah.
·
Buat Isi Pastel :
-
Tumis dengan minyak bawang putih hingga harum,
masukkan daging giling dan rebung, aduk rata, beri air, merica, dan garam.
-
Lalu masukkan keju dan mustard masak sampai kering,
angkat, sisihkan.
-
Adonn kulit di roll lalu bagi menjadi 25 bagian yang
sama besar, kemudian masing-masing di roll tipis kembali lalu bulatkan. Isi
dengan adonan isi sebanyak 2 sdt lalu bentuk seperti pastel.
-
Kukus pastel selama ± 5 menit, angkat, sisihkan.
-
Panaskan wajan datar, oles tipis dengan mentega, atur
pastel dalam wajan, diamkan sebentar hingga satu sisinya kecoklatan lalu balik.
-
Tuangi air garam laaulu tutup. Masak dengan api kecil
selama 5 menit hingga air kering dan satu sisinya kecoklatan, angkat.
-
Hidangkan dengan saus kecap pedas.
·
Buat Saus Kecap Pedas :
-
Tumis dengan minyak : bawang putih hingga harum,
merica, kecap manis, kecap ikan, saus sambal, aduk rata lalu tuangi air, masak
sebentar, masukkan cairan pengental dari tepung ganyong, aduk rata kembali.
Setelah masak dan kental angkat. Hidangkan bersama pastel.(Afgan,2011)
BAB V
Penutup
5.1
Kesimpulan
Dari hasil observasi dapat diketaui
bahwa, umbi ganyong mempunyai banyak manfaat salah satunya sebagai pangan
alternatif. Mengingat saat ini, produksi bahan pokok beras yang fluktuatif sehingga
Indonesia harus mengimpor beras dari luar, dan harganya pun relatif mahal.
Sedangkan kebutuhan akan bahan pokok beras setiap tahunnya semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Maka semakin banyak penelitian
untuk mencari sumber-sumber pengganti beras yang harganya lebih terjangkau
dibandingkan dengan harga beras yang semakin meroket.
5.2 Saran
1. Bagi instansi terkait agar lebih mendukung berbagai penelitian dan
penemuan-penemuan yang berkaitan dengan alternatif pangan.
2. Bagi masyarakat agar berpartisipasi dalam
usaha pemanfaatan ganyong sebagai pangan
alternatif pengganti beras dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan beras sebagai bahan pangan pokok.
3. Bagi
para siswa dan civitas akademik agar mengembangankan penelitian yang lain terkait dengan
pemanfaatan ganyong sebagai alternatif pangan di Indonesia khususnya di Jawa
Timur.